Sudah saatnya kita membangun PLTN





Kondisi bangunan reaktor setelah ledakkan 12-3-2011 pukul 15:36


Setelah bulan maret dihebohkan dengan berita  PLTN Fukushima Daiichi di Jepang, apa yang bisa kita ambil hikmah dari peristiwa tersebut?


Nuklir sendiri telah dikenalkan di Universitas – Universitas di Indonesia, melalui program studi Fisika Atom, Kimia inti, dan sejak tahun 1977 telah ada Teknik Nuklir di UGM, yang dengan serius mendalami ilmu kenukliran secara teknik. Tidak hanya itu, terdapat pula 2 badan nuklir di Indonesia yang secara independen mengkaji dan meneliti nuklir BATAN dan BAPETEN, yang langsung berada di jalur komando Presiden RI.
Sekilas, konsumsi energi listrik di Indonesi mencapai nilai 30 Ribu MW, dan konsumsi energi yang besar tersebut masih dirasakan 60 % penduduk di Indonesia, masih sering kita melihat masyarakat pelosok Indonesia, khususnya diwilayah timur Indonesia, masih belum bisa menikmati listrik. Diperkirakan, konsumsi listrik Indonesia terus mengalami kenaikan, ini didukung pula oleh kebijakan pemerintah jangka panjang, demi mensukseskan besar kekuatan ekonomi dunia ditahun 2025. Tentunya untuk mewujudkan nilai tersebut, industrialisasi di Indonesia terus digerakkan, konsumsi listrik tentu juga akan meningkat, selama ini kita ketahui bahwa, kita masih mengandalkan ekspor SDA sebagai bahan baku, masih belum bisa mengandalkan ekspor barang jadi yang lebih bernilai secara ekonomi. Demi mewujudkan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, maka di pemerintah menggenjot sector industry untuk bisa memproduksi barang jadi yang lebih bernilai ekonomi.
Dengan rencana tersebut, diperkirakan Indonesia membutuhkan konsumsi listrik mencapai 100 Ribu MW, konsumsi listrik Indonesia saat ini sekitar 30 Ribu MW. Untuk mengurangi defisit konsumsi listrik tersebut, diperlukan sumber sumber energi alternatif di Indonesia, beragam sumber energi listrik dikembangkan. Mulai dari, batu bara, minyak dan gas alam, geothermal, angin, air, matahari, hingga biomass.
Sekarang, kalkulasi tiap potensi dari sumber energi tersebut. Batu bara, minya dan gas alam, diprediksi mampu bertahan hingga 20-25 tahun kedepan. Geothermal mempunyai potensi eksplorasi 20 Ribu MW, Angin mempunyai potensi ekplorasi 10 Ribu MW, Air mempunyai potensi eksplorasi 70 Ribu MW, Biomass, mempunyai potensi 20 Ribu MW. Dari potensi energi alternative tersebut, yang bisa tereksplorasi hingga tahun 2025 hanya mencapai 30% dari total potensi yang ada, ini sangat dimungkinkan, karena dalam sistem PLTU, hanya 30% efisiensi, dan ini juga wajar terjadi dalam teknik. Artinya sumber alternatif dari Geothermal hanya 6 ribu MW, Angin sekitar 3 ribu MW, Air sekitar 21 ribu MW, biomass, sekitar 6 ribu MW. Jika semua energi alternative tersebut dikalkulasi, berkisar antara 40 ribu MW. Nilai tersebut masih belum mencukupi kebutuhan listrik yang defisit 70 ribu MW.
Pilihan dijatuhkan pada batu bara dan minyak bumi serta gas alam. Namun ketersediaan sumber energi tersebut dirasa hanya bisa dinikmati 20-25 tahun kedepan saja, karena cadangan minyak, gas, dan batu bara sudah menipis. Masih terdapat 2 alternatif jika kita tidak ingin menggunakan sumber energi minyak, gas dan batu bara. Sumber energi tersebut bisa berasal dari Nuklir atau membangun jaringan listrik interkoneksi se ASEAN.



Jika masyarakat,khawatir dengan pembangunan PLTN, maka pilihan terakhir adalah membangun jaringan listrik interkoneksi ASEAN. Konsep ini artinya, kita akan menyuplai listrik nasional dengan import listrik dari Negara tetangga seperti, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, atau Filipina. Jika kita ketahui, Negara Negara tersebut, telah merancang pembangunan PLTN, nah jika di tahun 2025 kita memilih opsi pembangunan jaringan listrik interkoneksi, maka kita mengimport listrik dari Negara tetangga, dan bersumber dari PLTN juga.(batan.go.id)
Sudah saatnya kita memiliki PLTN, tentu dengan keselamatan yang tinggi, karena ini tentunya untuk masyarakat, saya sepakat tidak ada satupun pakar nuklir, yang rela membangun PLTN dengan mengorbankan nyawa manusia, mereka terlah berjuang keras berfikir bagaimana caranya nuklir bisa bermanfaat dengan tingkat keselamatan yang tinggi. 
Semoga kejadian ini bisa membuat diri kita, bangsa Indonesia, dan masyarakat dunia belajar, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. 
 
 

No comments:

Post a Comment